Posted by Berita Flora dan Fauna on Saturday, December 6, 2014
|
Anggrek Bulan yang mulai langka, Sumber naskah-drama.com |
Phalaenopsis amabilis Atau Anggrek Bulan yang umum dikenal dengan pupspa pesona, merupakan salah satu dari bunga yang berada di Indonesia. Keberadaan anggrek bulan di Indonesia untuk pertama kalinya di temukan di daerah Maluku. Pemerintah sendiri menetapkan Anggrek Bulan ini sebagai salah satu Bunga Nasional Indonesia bebarengan dengan Bunga Melati, dan Padma Raksasa.
Bunga ini memiliki nama yang berbeda di setiap daerah, misal untuk di Jawa dan Bali dikenal dengan anggrek wulan, di Maluku dikenal dengan anggrek terbang, dan Anggrek menur untuk khusus di Jawa.
Anggrek bulan merupakan tanaman anggrek monopodial dimana ia menyukai sedikit cahaya matahari untuk kelangsungan hidupnya. Daunya berwarna hijau dan bentuknya memanjang. Warna akarnya putih, dan bentuknya bulat memanjang dan terasa berdaging. Bunganya hanya mempunyai sedikit keharuman dan dimana saat mekar diameternya bisa tumbuh hingga 10cm lebih dengan waktu yang relatif lama.
Anggrek Bulan ini tersebar luas di wilayah asia khususnya di Malaysia, Indonesia, Filipina dan Papua sampai ke Australia. Anggrek Bulan ini untuk pertama kalinya di temukan oleh seorang ahli botani asal Belanda, yaitu Dr. C.L. Blume.
Anggrek Bulan terdiri dari tiga buah kelopak bunga dan tiga buah tajuk bunga. Satu buah kelopak terletak di bagian punggung sehingga disebut kelopak punggung, sedangkan lainnya terletak di samping dan disebut dengan daun kelopak samping. Di pusat bunga terdapat alat kelamin jantan dan betinayang menjadi satu, disebut dengan gynostemium yang berarti benang sari. Secara keseluruhan umumnya Bunga anggrek bulan memiliki tiga penutup, meliputi penutup sejajar dengan tiang bunga, penutup samping, dan penutup tengah yang seluruhnya mempunyai bulu-bulu halus. Selain itu bunga anggrek bulan mempunyai variasi warna yangberagam, di antaranya ungu, merah kecoklatan, putih, merah muda, dan kuning.
Anggrek Bulan memiliki daun yang lebat,berukuran rata-rata antara 5 sampai 10 cm. Umumnya bentuk daunnya bertunggangan dan berderet dalam dua baris yang rapat dan berhadapan. Setiap helai daun tanaman ini, melebar ke arah ujung dan bagian pangkalnya menghimpit pada batang atau pangkal daun diatasnya. Sedangkan warna daun sendiri berwarna hijau dengan tektur tebal dan berdaging.
Anggrek Bulan memiliki batang yang bersifat monopodial atau dapat tumbuh tinggi secara vertikal. Pada satu titik tumbuh akan terdiri hanya satu batang utama saja. Bunga anggrek bulan akan tumbuh dari sisi-sisi batang atau di antara dua ketiak daunnya.
Tanaman Anggrek Bulan hidup epifit, Dimana akarnya tumbuh menempel pada batang tanaman lain dan biasanya mengikuti bentuk permukaan dari batang tempatnya menempel. Bagian akar yang melekat memang tidak ditumbuhi oleh serabut akar yang berukuran kecil, namun di sepanjang permukaan akar terdapat jaringan velamen yang berfungsi memudahkan akar untuk menyerap air pada permukaan tubuh inangnya. Jaringan velamen tersebut juga berfungsi sebagai alat pernapasan. Pada bagian akar juga ditumbuhi jamur mycorrbiza yang hidup bersimbiosis dengan tanaman anggrek. Disini peran jamur adalah mengambil berbagai zat organik dari humus, lalu mengubahnya menjadi bahan makanan buat anggrek.
Phalaenopsis Amabilis atau Anggrek Bulan hanyalah satu dari sekian banyak anggrek endemik Sulawesi yang makin jarang ditemukan di habitat asli. Semakin langkanya Anggrek Bulan di habitat aslinya membuat kita harus mulai bahu membahu mencegah kepunahan Anggrek Bulan. Sehingga kelak Bunga ini tidak hanya tinggal nama saja.